song

Sabtu, 27 Oktober 2012

PEMUDA dan SUMPAH PEMUDA



“Sesungguhnya di tangan para pemuda terletak segala urusan umat dan di kakinya terletak kehidupan umat.”
Jakarta, 84 tahun silam. Sekelompok pemuda terpelajar dengan latar organisasi kepemudaan beberapa daerah dan agama mengakhiri pertemuan mereka dengan menyatakan sebuah ikrar tentang tanah air, bangsa, dan bahasa: Indonesia
Peran pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara selalu berada di garda terdepan sebagai pengawal dinamika kehidupan bangsa. Dari berdirinya negeri ini hingga harus berjibaku mengawal rezim politik penguasa.
Reaktualisasi nilai-nilai Sumpah Pemuda akan terus diuji oleh kompleksitas dan tantangan zaman. Spirit Sumpah Pemuda bukan sesuatu yang bersifat statis, melainkan dinamis dan dialektis
Momentum sumpah pemuda biasanya digunakan banyak orang untuk mengembalikan semangat persatuan pemuda Indonesia dengan berbagai cara, seakan tidak pernah habis bangsa ini membahas momentum persatuan, layaknya kenangan indah yang sayang untuk dilupakan.
Harapan perubahan dan pembaharuan menjadi benang merah sejarah yang menghubungkan pemuda masa kini dengan pemuda tempo dulu. Harapan agar gerak pemuda terus membaik senantiasa mengelora dalam peringatan sumpah pemuda setiap tahunnya.
Begitu banyak persoalan yang membelit para pemuda hari ini. Mulai dari degradasi karakter, munculnya kembali perjuangan yang hanya bersifat kedaerahan, meredupnya kepemimpinan dan ketokohan, gersangnya kehidupan intelektual, dan semakin menurunya peran sosial di masyarakat
Bergulirnya reformasi telah merubah banyak hal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perubahan itu juga hendaknya membuat kita menjadi lebih cerdas dan dinamis didalam membaca realitas zaman, termasuk pemuda tentunya sehingga akan lahir orang-orang baru dan cita-cita baru yang mampu memberikan perubahan menujua arah yang lebih baik kedepannya.
Gie menulis, “Di Indonesia hanya ada dua pilihan, menjadi idealis atau apatis. Saya sudah lama memutuskan harus menjadi idealis sampai batas sejauh-jauhnya.” Idealis atau apatis, dua kata yang menjadi cermin bagi para pemuda sekarang ini. Termasuk idealis atau apatiskah kita?
Bicara konteks saat ini pantas jika kita diagnosa kondisi pemuda saat ini memiliki penyakit yang sangat kronis “apatisme”. Apatisme pemuda era sekarang telah menjebak pemuda dalam pusaran tiada akhir dan menumpulkan idealisme.Hal inilah yang membuat kondisi pemuda saat ini agak “alay”yang semakin di perparah dengan berkembang biaknya K-POP,shuffle dance,gangnam style,boy band dan girl band. Jika pemuda sudah terkonstruk dengan hal-hal seperti ini apa jadinya bangsa ini? Pengaruh bangsa asing yang datang ke Indonesia ternyata menjadi racun bagi kehidupan para pemuda kita. Semangat pemuda dahulu kini seakan luntur ditelan bumi dan saat ini hanyalah tinggal sejarah atau cerita yang selalu kita bangga-banggakan. Perilaku konsumtif yang saat ini menjadi virus meluluhkan rasa nasionalisme kita terhadap produk dalam negeri yang dahulu pernah dikampanyekan “cintai produk Indonesia”.
Pemuda sebenarnya merupakan sosok yang paling memiliki power untuk mengarungi sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara ke depan. Pemuda jualah yang menjadi harapan untuk mengkritik setiap-setiap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan memberikan solusi yang cerdas untuk mengatasi permasalahan. Pemuda dapat dikatakan sebagai generasi pelanjut dan pelurus.
Maka kini saatnya kita menyatukan diri berhimpun bergerak bersama menciptakan sebuah perubahan yang meskipun kecil tetapi dapat menginspirasi serta menggerakkan orang lain agar segera tercipta Indonesia yang sejahtera. Bergerak tidak hanya mengenang, berbuat tidak hanya mengingat, dan jadilah solusi dari permasalahan tidak hanya sekedar wacana.

1 komentar: