song

Sabtu, 11 Januari 2014

Penciptaan




Dengan NamaNya dan KehadiranNya di segala ahwal, sungguh keberadaan sesuatu mungkin di dalam dirinya mungkin tidak di dalam dirinya. Contoh keberadaan sesuatu yang di dalam dirinya adalah KeberadaanNya. Sedangkan keberadaan segala substansi dan aksiden ditinjau dari bahwa keberadaan tersebut adalah sejenis relasi antara hal-hal yang mungkin adalah keberadaan yang tidak di dalam dirinya sendiri, mereka semua hanyalah citra dan bebayangan; dengan dirinya sendiri mereka semua bukanlah sesuatu dan bukanlah kenyataan.


Sedang dalam sekalian alam, yang tak lain adalah ManifestasiNya, terdapat tiga hal primer yang "menyusun" realitas, yakni, keberadaan (eksistensi), quiditas (esensi), kemenjadian (yang merepresentasikan "gerak" atau "perubahan"). Maka apakah yang diciptakan atau dibuat-Nya? Apakah Ia membuat ketiga-tiganya ataukah Ia hanya membuat beberapa di antara ketiganya?


Maka, sungguh secara hakiki Ia membuat eksistensi (kopulatif) segala, dan tak membuat quiditas maupun kemenjadian. Quiditas maupun kemenjadian hanyalah efek aksidental pancaran (pembuatan) eksistensiNya. Allah adalah Cahaya Langit dan Bumi. Sungguh quiditas hanyalah ada dalam fikiran, karena dalam realitas suatu efek atau akibat tak pernah bisa dipisahkan dengan sebabnya, sedang quiditas suatu hal sebagai sebab dapat dipisahkan dengan quiditas hal yang menjadi akibatnya. Kemenjadian, yakni perubahan dari satu quiditas menjadi quiditas lain pun, hanya ada dalam fikiran.


Maha Suci Dia, Yang Melimpahkan DiriNya, yakni WujudNya, pada sekalian alam dan sungguh sekalian alam tak lain adalah "bayangan"Nya. Maha Suci Dia, Yang Membuat segalanya adalah keberadaan, dan sungguh semua keberadaaan bukanlah selain diriNya tapi bukan pula diriNya. Maha Suci Dia, Yang Membuat segala keberadaan "kopulatif" (al-wujud ar-robith) dan hanya Dia-lah Keberadaan Murni tanpa kebutuhan, tanpa relasi dengan apa pun, tanpa keterbatasan, Sempurna Mutlak dalam Ketunggalannya.


Maha Suci Dia, yang membuat segala kejamakan tak terlepas dari KetunggalanNya, bahkan adalah Manifestasi KetunggalanNya, bisu-lah, terkuncilah mulut-mulut, lidah-lidah dan pena-pena yang hendak mengungkapkanNya, sungguh Dia menyaksikan bahwa Tiada Tuhan selain Dia, yang tak pernah menyentuhnya fikiran para pemikir dan renungan para perenung. Anugerahilah, Duhai Dia, Mata KetunggalanMu yang tak lain adalah DiriMu, yang dengannya kutatapi Keagungan Samudera KeberadaanMu. Amin.


Dan Dia Lebih Mengetahui





Dengan NamaNya dan KehadiranNya di segala ahwal, sungguh keberadaan sesuatu mungkin di dalam dirinya mungkin tidak di dalam dirinya. Contoh keberadaan sesuatu yang di dalam dirinya adalah KeberadaanNya. Sedangkan keberadaan segala substansi dan aksiden ditinjau dari bahwa keberadaan tersebut adalah sejenis relasi antara hal-hal yang mungkin adalah keberadaan yang tidak di dalam dirinya sendiri, mereka semua hanyalah citra dan bebayangan; dengan dirinya sendiri mereka semua bukanlah sesuatu dan bukanlah kenyataan.


Sedang dalam sekalian alam, yang tak lain adalah ManifestasiNya, terdapat tiga hal primer yang "menyusun" realitas, yakni, keberadaan (eksistensi), quiditas (esensi), kemenjadian (yang merepresentasikan "gerak" atau "perubahan"). Maka apakah yang diciptakan atau dibuat-Nya? Apakah Ia membuat ketiga-tiganya ataukah Ia hanya membuat beberapa di antara ketiganya?


Maka, sungguh secara hakiki Ia membuat eksistensi (kopulatif) segala, dan tak membuat quiditas maupun kemenjadian. Quiditas maupun kemenjadian hanyalah efek aksidental pancaran (pembuatan) eksistensiNya. Allah adalah Cahaya Langit dan Bumi. Sungguh quiditas hanyalah ada dalam fikiran, karena dalam realitas suatu efek atau akibat tak pernah bisa dipisahkan dengan sebabnya, sedang quiditas suatu hal sebagai sebab dapat dipisahkan dengan quiditas hal yang menjadi akibatnya. Kemenjadian, yakni perubahan dari satu quiditas menjadi quiditas lain pun, hanya ada dalam fikiran.


Maha Suci Dia, Yang Melimpahkan DiriNya, yakni WujudNya, pada sekalian alam dan sungguh sekalian alam tak lain adalah "bayangan"Nya. Maha Suci Dia, Yang Membuat segalanya adalah keberadaan, dan sungguh semua keberadaaan bukanlah selain diriNya tapi bukan pula diriNya. Maha Suci Dia, Yang Membuat segala keberadaan "kopulatif" (al-wujud ar-robith) dan hanya Dia-lah Keberadaan Murni tanpa kebutuhan, tanpa relasi dengan apa pun, tanpa keterbatasan, Sempurna Mutlak dalam Ketunggalannya.


Maha Suci Dia, yang membuat segala kejamakan tak terlepas dari KetunggalanNya, bahkan adalah Manifestasi KetunggalanNya, bisu-lah, terkuncilah mulut-mulut, lidah-lidah dan pena-pena yang hendak mengungkapkanNya, sungguh Dia menyaksikan bahwa Tiada Tuhan selain Dia, yang tak pernah menyentuhnya fikiran para pemikir dan renungan para perenung. Anugerahilah, Duhai Dia, Mata KetunggalanMu yang tak lain adalah DiriMu, yang dengannya kutatapi Keagungan Samudera KeberadaanMu. Amin.
  
Dan Dia Lebih Mengetahui



Tidak ada komentar:

Posting Komentar