song

Kamis, 22 September 2016

Dalam Doa dan Teriakan Mahasiswa, Jalil Tetap Hidup


Namanya Abdul Jalil Arqam, usianya kira-kira 25 tahun hingga nyawanya melayang dalam kondisi tak wajar. Jalil terduga pelaku pemerkosaan dan pembegalan dibeberapa tempat di Kota Kendari. Ia tewas pasca menjadi tahanan Polresta Kendari setelah ditangkap dirumahnya sendiri dihadapan keluarganya tanpa perlawanan pula. Terbayang apa yang ada dibenak kedua orang tuanya saat itu, tentu saja sedih dan khawatir yang berkecamuk.  Terlebih ketika mendengar kabar tewasnya Jalil dikantor yang berjargon  pelindung, pelayanan, dan pengayom masyarakat itu. Terlepas ia bersalah atau tidak tapi sebagai seorang manusia dan warga negara ia berhak mendapat perlindungan dan perlakuan yang sewajarnya. Kasus meninggalnya Jalil ini sarat akan pelanggaran hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hak- hak seperti hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak untuk mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan, dan hak kesejahteraan merupakan hak yang tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun.
Berita meninggalnya Jalil pun menjadi viral dimedia massa. Dalam sekejap kejadian ini menjadi konsumsi publik seantero Kota Kendari. Tak terkecuali mahasiswa yang bersimpati dengan kasus ini mulai berdiskusi, konsolidasi,  mengadvokasi, hingga parlemen jalanan pun menjadi alternative guna mencari keadilan atas meninggalnya Jalil. Wajar jika mahasiswa sangat reaktif dengan peristiwa ini mengingat mereka memang kaum RAKUS (rasional, kritis, universal, dan sistematis) dalam berpikir dan bertindak. Peran dan tanggung jawab mahasiswa begitu besar, barangkali sebesar apa yang dilakukan Presiden namun dalam komposisi yang berbeda. Sejarah mencatat hampir sebagian besar perubahan dinegeri ini diwarnai peran dan keterlibatan mahasiswa. Mahasiswa yang dilabeli sebagai agen pengubah, control social, serta mempunyai moral yang kuat mahasiswa diharapkan mampu menjadi pelopor atas segala hal yang tak mengenakkan dan menguntungkan buat masyarakat dan negara ini.
Mahasiswa merupakan actor penting dalam perubahan-perubahan social dan politik, olehnya itu mahasiswa masuk kedalam pressure group (kelompok penekan). Kasus Jalil adalah bukti nyata bahwa mahasiswa selalu berdiri dan berjuang ditengah-tengah masyarakat yang mendapat perlakuan tak adil dari negara ataupun dari institusi negara. Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa adalah ekspresi ketidakpuasan mahasiswa terhadap aparat keamanan yang notabentnya sebagai penegak hukum itu sendiri. Berdiri dan berpanas-panasan ria dibawah terik sinar matahari bukanlah penghalang untuk menyampaikan suara-suara kebenaran. Apa yang disuarakan dan dilontarkan mahasiswa adalah agar tak ada lagi Jalil-Jalil baru yang ditangkap kemudian bernasib tragis dan naas, agar tak ada lagi Ibu yang berkunjung ke kantor Polisi  dengan penuh rindu dengan mata berkaca-kaca dan berharap kalau anaknya baik-baik saja lalu tiba-tiba mendapat kabar bahwa anaknya telah meninggal.
Tak kalah penting dari gerakan parlemen jalanan yang menjadi pesan buat kawan-kawan mahasiswa  adalah membangun koneksi atau jejaring gerakan HAM dengan lembaga-lembaga yang relevan dan kelompok mahasiswa lintas universitas untuk mengadakan kajian-kajian kritis. Hasil dari kajian kritis-akademik bisa dipublish dan dikampanyekan ke lembaga-lembaga yang relevan (KOMNAS HAM, DPR, MK). Pola seperti ini Nampak elegan dan strategis karena bekerja untuk tingkat-tingkat mendasar pada level kebijakan dan struktur. Apa yang diperjuangkan mahasiswa terkait kasus Jalil sangatlah substantive  karena hak asasi manusia dimiliki manusia bukan karena kemurahan atau pemberian pemerintah, melainkan karena berasal dari sumber yang lebih tinggi. Hak asasi manusia begitu melekat pada eksistensi manusia yang bersifat universal, merata dan tidak dapat dialihkan.
Jalil bukanlah Munir pahlawan HAM yang namanya dan sketsa wajahnya ditemukan diantero jalanan. Jalil adalah tenaga honorer pembawa sampel urine yang tersandung kasus narkoba. Jalil adalah anak Ibu Rahmatia yang  sampai kapanpun tetap disayang dan dibanggakan terlepas ia salah atau tidak. Jalil adalah sejarah baru. Jalil tetap hidup dalam doa dan suara-suara yang diteriakan mahasiswa. Suara-suara itu adalah suara kebenaran, suara mencari keadilan. Panjang Umur Perjuangan !
Pray For Jalil.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar