Namanya
Abdul Jalil Arqam, usianya kira-kira 25 tahun hingga nyawanya melayang dalam
kondisi tak wajar. Jalil terduga
pelaku pemerkosaan dan pembegalan dibeberapa tempat di Kota Kendari. Ia tewas
pasca menjadi tahanan Polresta Kendari setelah ditangkap dirumahnya sendiri
dihadapan keluarganya tanpa perlawanan pula. Terbayang apa yang ada dibenak
kedua orang tuanya saat itu, tentu saja sedih dan khawatir yang berkecamuk. Terlebih ketika mendengar kabar tewasnya Jalil
dikantor yang berjargon pelindung,
pelayanan, dan pengayom masyarakat itu. Terlepas ia bersalah atau tidak tapi
sebagai seorang manusia dan warga negara ia berhak mendapat perlindungan dan
perlakuan yang sewajarnya. Kasus meninggalnya Jalil ini sarat akan pelanggaran
hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada
diri manusia secara kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hak- hak seperti hak untuk hidup, hak berkeluarga,
hak untuk mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi,
hak keamanan, dan hak kesejahteraan merupakan hak yang tidak boleh diabaikan
atau dirampas oleh siapapun.
Berita
meninggalnya Jalil pun menjadi viral dimedia massa. Dalam sekejap kejadian ini
menjadi konsumsi publik seantero Kota Kendari. Tak terkecuali mahasiswa yang
bersimpati dengan kasus ini mulai berdiskusi, konsolidasi, mengadvokasi, hingga parlemen jalanan pun
menjadi alternative guna mencari keadilan atas meninggalnya Jalil. Wajar jika
mahasiswa sangat reaktif dengan peristiwa ini mengingat mereka memang kaum
RAKUS (rasional, kritis, universal, dan sistematis) dalam berpikir dan
bertindak. Peran dan tanggung jawab mahasiswa begitu besar, barangkali sebesar
apa yang dilakukan Presiden namun dalam komposisi yang berbeda. Sejarah
mencatat hampir sebagian besar perubahan dinegeri ini diwarnai peran dan
keterlibatan mahasiswa. Mahasiswa yang dilabeli sebagai agen pengubah, control
social, serta mempunyai moral yang kuat mahasiswa diharapkan mampu menjadi
pelopor atas segala hal yang tak mengenakkan dan menguntungkan buat masyarakat
dan negara ini.
Mahasiswa
merupakan actor penting dalam perubahan-perubahan social dan politik, olehnya
itu mahasiswa masuk kedalam pressure
group (kelompok penekan). Kasus Jalil adalah bukti nyata bahwa mahasiswa
selalu berdiri dan berjuang ditengah-tengah masyarakat yang mendapat perlakuan
tak adil dari negara ataupun dari institusi negara. Demonstrasi yang dilakukan
mahasiswa adalah ekspresi ketidakpuasan mahasiswa terhadap aparat keamanan yang
notabentnya sebagai penegak hukum itu sendiri. Berdiri dan berpanas-panasan ria
dibawah terik sinar matahari bukanlah penghalang untuk menyampaikan suara-suara
kebenaran. Apa yang disuarakan dan dilontarkan mahasiswa adalah agar tak ada
lagi Jalil-Jalil baru yang ditangkap kemudian bernasib tragis dan naas, agar
tak ada lagi Ibu yang berkunjung ke kantor Polisi dengan penuh rindu dengan mata berkaca-kaca
dan berharap kalau anaknya baik-baik saja lalu tiba-tiba mendapat kabar bahwa
anaknya telah meninggal.
Tak
kalah penting dari gerakan parlemen jalanan yang menjadi pesan buat kawan-kawan
mahasiswa adalah membangun koneksi atau
jejaring gerakan HAM dengan lembaga-lembaga yang relevan dan kelompok mahasiswa
lintas universitas untuk mengadakan kajian-kajian kritis. Hasil dari kajian
kritis-akademik bisa dipublish dan dikampanyekan ke lembaga-lembaga yang
relevan (KOMNAS HAM, DPR, MK). Pola seperti ini Nampak elegan dan strategis
karena bekerja untuk tingkat-tingkat mendasar pada level kebijakan dan
struktur. Apa yang diperjuangkan mahasiswa terkait kasus Jalil sangatlah
substantive karena hak asasi manusia
dimiliki manusia bukan karena kemurahan atau pemberian pemerintah, melainkan
karena berasal dari sumber yang lebih tinggi. Hak asasi manusia begitu melekat
pada eksistensi manusia yang bersifat universal, merata dan tidak dapat
dialihkan.
Jalil
bukanlah Munir pahlawan HAM yang namanya dan sketsa wajahnya ditemukan diantero
jalanan. Jalil adalah tenaga honorer pembawa sampel urine yang tersandung kasus
narkoba. Jalil adalah anak Ibu Rahmatia yang sampai kapanpun tetap disayang dan dibanggakan
terlepas ia salah atau tidak. Jalil adalah sejarah baru. Jalil tetap hidup
dalam doa dan suara-suara yang diteriakan mahasiswa. Suara-suara itu adalah
suara kebenaran, suara mencari keadilan. Panjang Umur Perjuangan !
Pray
For Jalil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar