song

Kamis, 22 September 2016

Pesan “Anak Hutan” Kepada Pemimpin Baru Muna

Kepada YTH
Pemimpin Baru Muna 
Di
Tempat

Bismillahirahmanirahim
Assalamaualaikum Wr. Wb

Teriring doa dan salam, semoga aktivitas kita hari ini dan aktivitas keseharian kita selanjutnya diridhoi dan dirahmati Allah SWT. Amin.
Selamat pagi Pak Rusman dan Pak Malik
Oh iya, saya ingin mengucapkan selamat atas kemenangan bapak berdua sebagai pemimpin baru Kabupaten Muna. Tak lupa saya panjatkan doa agar bapak berdua senantiasa dianugerahi nikmat kesehatan agar dapat menjalankan tugas yang dititip dan diamanahkan oleh rakyat Muna kepada bapak berdua.  Setelah mendengar kabar dan melihat konfoi relawan pendukung bapak berdua pada 27 Juli 2016 lalu saya ingin menulis surat terbuka ini, semoga bapak berdua berkenan membacanya.
Saya mahasiswa asal Muna yang sementara menimba ilmu di Fakultas Kehutanan salah satu perguruan tinggi di Makassar. Langsung saja yah Pak, karena saya anak hutan (tapi bukan Tarzan) hehe,  jadi maksud dari isi surat ini terkait harapan saya kepada bapak berdua mengenai kondisi aktual hutan Muna  hari ini yang sangat miris, kritis, dan kronis. Kalau para praktisi dan akademisi lingkungan hidup bilangnya terdegradasi (hilangnya hasil-hasil hutan)  dan terdeforestasi (pengrusakan hutan). Ini hal yang sungguh terjadi dan kita semua tau itu. Kalau generasi sekarang taunya hanya lewat koran dan mendengar cerita namun saya generasi yang lahir 1990an pernah menyaksikan langsung hijaunya hutan kita, tegap dan kokohnya jati (kulidawa) kita serta merdunya kicauan burung. Tapi rasanya apa yang saya pandangi dan lihat itu tak berlangsung lama. Kini hamparan lahan luas yang didominasi oleh pepohonan berubah dan beralih fungsi. Yang jelas tidak berubah menjadi power ranger. Hehe. Tentunya kita semua punya cita-cita untuk mengembalikkan kelestarian hutan Muna. Bapak Bupati dan Wakil Bupati tentu berharap mewariskan hutan yang begitu berharga bagi keturunanya kelak kan ? Kalau hutan kita tidak terselamatkan yang tersimpan nantinya hanyalah dongeng pengantar tidur bagi anak cucu kedepan.
Muna punya hutan lindung yang berfungsi menyangga kehidupan karena menyangkut tata air dan kesuburan tanah misalnya hutan Jompi, lalu Muna juga punya hutan konservasi yang fungsinya sebagai pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya contohnya cagar alam Napabalano. Kayu-kayu yang dihutan produksi berdiri kokoh menjulang ke cakrawala. Lihat Pak, betapa kayanya kita akan sumber daya hutan. Jati (kulidawa) kita adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa dan tumbuh subur dihutan Muna. Kualiatas jati (kulidawa) kita pernah menjadi primadona dinegeri Indonesia bahkan gaungnya terdengar hingga keluar negeri.

Pak Rusman dan Pak Malik yang saya hormati.
Sekarang kan masanya otomi daerah yang memasuki babak baru sebagaimana telah ditandai dengan revisi total undang-undang otonomi daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 dan 25 masing-masing Tahun 1999 dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Nantinya kan bapak-bapak akan menyampaikan visi misi pada sidang DPRD yang memuat arah dan prioritas pembangunan daerah. Kemudian hal itu terjabarkan pada RPJMD lalu kemudian setiap SKPD siap menyusunya dalam bentuk RENSTRA.
Kalian berdua adalah pemimpin baru Muna dan panutan bagi kami khususnya pemuda dan pelajar Muna. Kalian adalah kolaborasi yang top markotop, kolaborasi tokoh muda dan tua. Yah saya sebagai kaum muda berharap bapak berdua bisa saling bersinergi membangun dan mengembalikan kelestarian hutan Muna. Kedepanya setelah bapak dilantik dan diambil sumpah lahir gagasan-gagasan dan regulasi yang pro terhadap hutan dan masyarakat sekitar hutan. Mengingat hutan dan masyarakat adalah suatu hal yang tak terpisahkan. Saya berharap Bapak berdua membantu mewujudkan program Nawa Cita Jokowi khususnya disektor Kehutanan “hutan lestari, masyarakat sejahtera”. Bapak berdua bisa menggalakan pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang dipelopori Kementerian Kehutanan & Lingkungan Hidup,  penanaman kembali jati (kulidawa) diareal hutan kita yang gundul, pencanangan ruang terbuka hijau, dan Perda mengenai pendidikan lingkungan.

Pak Rusman dan Pak Malik yang saya muliakan.
Ini beberapa hasil diskusi di pojok koridor dan kantin mace-mace dikampus. Lumayanlah ditemani pisang goreng dan diseduh dengan black coffe nya. Maknyos, sampai-sampai lupa kalau diutang. hehe
-          Pengelolaan hutan berbasis masyarakat memberikan kesempatan kepada masyarakat sebagai pelaku atau mitra utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraanya dan mewujudkan kelestarian hutan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat setempat diharapkan untuk meningkatkan kemampuan kelembagaan masyarakat dalam pemanfaatan hutan. Program ini sangat membantu masyarakat dan kondisi hutan Muna. Agar pombala jati diminimalisir. Insyaallah.
-          Untuk ruang terbuka hijau sendiri adalah bentuk pemanfaatan lahan pada satu kawasan yang diperuntukan untuk penghijauan tanaman. Nah, ruang terbuka hijau ini selain penting untuk kelestarian lingkungan dan edukasi juga bisa menjadi sarana rekreasi bagi masyarakat Muna selain SOR dan alun-alun. Soalnya dua tempat itu yang hits di Raha bela. Hehe
-          Perda pendidikan lingkungan saya pikir penting agar sumber daya manusia dikota kita tercinta ini dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan serta meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam menjaga dan melestarikan hutan.


Pak Rusman dan Pak Malik yang murah senyum.
Selain sebagai social control anak muda seperti saya ini juga berharap pada bapak-bapak akan kelangsungan hutan di Muna. Hutan bisa berkontribusi bagi perekonomian daerah terlebih lagi bagi kelangsungan makhluk hidup entah itu oksigen, air, kayu, ataupun sumber daya hutan lainnya. Sudah sepantasnya hutan kita jaga dan rawat layaknya menjaga dan merawat “rumah kita” sendiri agar tetap lestari. Kalau “rumah kita” sejuk dan lestari banyak orang yang ingin berteduh, berkunjung, dan silahturahmi. Iya kan ? Hehe
Surat ini saya buat atas dasar keresahan saya sebagai “anak hutan”.  Eh, maksud saya anak yang belajar mengenai hutan. Semoga dikemudian hari disela-sela kesibukan, surat yang saya buat dengan tidak menggunakan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar ini bapak-bapak pemimpin dapat baca dan bisa menjadi renungan dalam menjalankan roda pemerintahan kedepan.
Apabila ada tulisan dari surat ini yang tak berkenan dihati dan sanubari bapak-bapak sekalian saya mohon maaf.
Semoga amanah Pak !
Sekian dan terima kasih

Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar