apa yang kehilangan taji?jawabanya ialah lembaga kemahasiswaan kita.Baru-baru ini RUU PT di sahkan menjadi UU PT,dan hal ini tidak luput dari merosotnya kinerja lembaga kemahasiswaan.Lembaga kemahasiswaan kita kehilangan arah gerak,dan terjebak dalam wilayah klasik(pengkaderan).Mahasiswa pun kehilangan selera untuk berlembaga,sehingga berdampak sistemik terhadap kondisi mahasiswa ataupun lembaga itu sendiri.Munculah suatu penyakit besar yang saya namakan APATIS.Inilah yang sampai saat ini menyelimuti kondisi mahasiswa,sehingga peran lembaga kemahasiswaan yang termanifestasi dalam gerakan mahasiswa yakni mengawal demokrasi dengan mengusung gerakan moral dan gerakan politik,mulai terdegradasi.Agar peran ini kembali berjalan sebagaimana mestinya,perlu ada revitalisasi besar di tubuh lembaga kemahasiswaan,sebab eksistensi lembaga mahasiswa tetap berada pada kerangka ideal yakni gerakan moral dan gerakan politik.Bila berkaca pada kondisi kekinian,gerakan mahasiswa cenderung momentuman,hal ini diakibatkan tidak konsistenya lembaga kemahasiswaan mengawal isu-isu ataupun gejolak dinamika kebangsaan.Hal lain mengapa kondisi lembaga kemahasiswaan itu mandek juga di pengaruhi oleh orang-orang yang mengisi lembaga kemahasiswaan itu opurtunis.Olehnya itu diperlukan revitalisasi ideologi(Aryanto Abidin,WAPRES BEM UH 06-07),artinya ideologi yang di terbangun itu harus jelas,sebab tanpa ideologi lembaga kemahasiswaan ataupun mahasiswa itu bagaikan bangunan yang rapuh dan hambar dalam tataran praksisnya.Makassar sendiri terdiri dari beberapa kelompok gerakan,olehnya itu untuk menyatukan gerakan yang besar,perlu isu dan wacana yang di bangun bersama.Bukankah pluralitas itu seksi?hehe.Nah ideologi ini sangat penting sebagai energi gerakan.Energi gerakan sendiri butuh suplemen misalnya apa sih hakikat berlembaga itu?agar gerakan tetap suistanable dan tidak terjadi ejakulasi dini.
Kembali ke penyakit apatis tadi,hal ini harus segera di berantas mengingat kondisi bangsa ini tidak baik-baik saja.Apatis dan hedonis sangat menjijikan bila 2 hal ini melekat pada mahasiswa,yang secara langsung bisa memberi kontribusi negatif pada mahasiswa.Mengingat tugas dan fungsi mahasiswa yang katanya "agent of change,social of control,dan iron stock".Lembaga dan mahasiswa adalah bentuk yang tak saling terpisah,ke duanya harus saling menyokong.
Pendidikan tinggi yang digerakkan mahasiswa, menurut pandangan oppositional pedagogy tulisan Gregory Jay dan Gerald Graft, A Critique of Critical Pedagogy – dari buku Prof. H.A.R Tilaar – menyatakan bahwa pendidikan tinggi mengusung harapan yang besar untuk menghasilkan manusia-manusia – maksudnya mahasiswa – Indonesia yang dapat berdiri sendiri, yang tidak dapat dihanyutkan tanpa arah oleh arus globalisasi atau kepentingan-kepentingan korporasi internasional.
Jadi?????
Jawablah,jika kau mengaku sebagai MAHASISWA
Jawablah,jika kau mengaku sebagai MAHASISWA
HIDUP MAHASISWA
HIDUP RAKYAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar